Gagakrimangfm.id - Sejumlah bapak-bapak di Desa Bacem, Banjarejo, Blora tampak antusias saat mendapat pelatihan mengelola limbah kotoran sapi dari Mahasiswa KKN IKMB IAIN Kudus. Tampak seorang mahasiswa KKN IKMB IAIN Kudus sedang menuangkan propunic limbah organik ke dalam ember berwarna hitam.
Amiryn, satu diantara para peserta dan juga Sekdes Desa Bacem mengungkapkan bahwa bapak-bapak disana merasa senang adanya pelatihan itu. Menurut Amiryn, ilmu itu bisa diterapkan dan menjadi solusi atas permasalahan yang ada di sana.
“Lewat pelatihan ini, masyarakat mampu memanfaatkan limbah organik hasil buatan sendiri dan meminimalisir pengeluaran”, ucapnya
Masyarakat Desa Bacem RT.04 RW.02, Banjarejo, Blora itu mengaku tidak menyangka ada perguruan tinggi yang peduli dengan kendala di desanya.
Acara tersebut dihadiri oleh Sekdes Desa Bacem, Kepala Dusun, Kelompok Tani, Koordinator BPP Kecamatan Banjarejo serta Masyarakat Desa Bacem. Program ini diterapkan di Desa Bacem dikarenakan banyaknya ternak sapi. Hampir setiap rumah memiliki hewan ternak sapi dengan jumlah populasi yang cukup banyak dan juga adanya kelompok tani belum memanfaatkan secara maksimal melalui suatu pengolahan.
“kalau disini banyak kotoran sapi yang menumpuk tapi masyarakatnya aras arasen (berat langkah) dalam mengolahnya, hanya di timbun di belakang rumah pak. Disisi lain pupuk subsidi pemerintah belum cukup untuk menuhi kebutuhan petani disini “, ungkap Bu Amiryn selaku Sekdes Desa Bacem
Kegiatan pelatihan ini diawali dengan penyuluh menjelaskan tahap-tahap pembuatan pupuk organik padat. Kemudian masyarakat melakukan praktik dengan pendampingan secara langsung dari proses awal hingga akhir.
Sumaryono, Koordinator BPP Kecamatan Banjarejo menjelaskan pembuatan pupuk organik menggunakan bahan berupa kotoran ternak, propunic limbah, tepung beras, dedek atau katul, sekam padi, tetes tebu, dan 10 liter air bersih
Setelah kotoran ternak sapi di tambah dengan pencampuran bahan tersebut lalu di diamkan selama 21 hari untuk dapat di gunakan sebagai pupuk, sehingga hasilnya lebih berkualitas, subur, dan gemuk serta mengurangi terkontaminasinya tanah dari bahan kimia.
“Cara pembuatannya masukkan air 10 liter ke dalam ember dan campurkan satu gelas probiotik serta 2 gelas tetes tebu. Lalu aduk hingga rata dan disemprotkan ke hamparan kotoran sapi. Selanjutnya tunggu proses fermentasi 21 hari”, ungkap Sumaryono
Pelatihan pembuatan pupuk organic ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat dikembangkan untuk dijadikan peluang usaha ataupun dimanfaatkan untuk lahan pertanian yang dimiliki
“Setelah semua bahan tercampur, kemudian di tutup dengan rapat. Setelah di fermentasi selama 21 hari, Lalu di aplikasikan ke lahan sawah ataupun tegal dengan cara dihamparkan dilahan sebelum tanah di olah agar bakteri yang terkandung dapat membunuh bakteri jahat dan menjadikan tanah lebih subur, ujar Koordinator BPP Kecamatan Banjarejo
Komentar0