Gagakrimangfm.id - Data Posyandu Dukuh Bacem terakhir tahun 2023 mencatat 20 bayi di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting. Mahasiswa KKN IAIN Kudus mengadakan penyuluhan guna menekan angka stunting dan membuat kreasi mengubah waluh (labu kuning) menjadi pudding serta mengubah tempe menjadi nugget sehingga anak-anak menjadi tertarik.
Nutrisionis Dinas Kesehatan Puskesmas Banjarejo, Suprapti menjelaskan, salah satu penyebab stunting itu biasanya pada seribu hari pertama setelah kelahiran, bayi tidak diberikan asupan gizi yang tepat. Contohnya yaitu bayi berusia nol sampai enam bulan itu seharusnya hanya di berikan asi eksklusif, tidak boleh memberikan makanan apapun termasuk air dan madu
“Stunting itu kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada masa seribu HPK. Nah, seribu HPK ini pada masa dimulai konsepsi awal kehamilan sampai umur dua tahun. Pada saat mengandung 9 bulan x 30 hari jadi 270 hari. Kemudian pada masa dua tahun 360 hari x 2 tahun jadi 720 hari , 270+720 jadi 1000 makanya dinamakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”, jelas Suprapti.
Suprapti menambahkan, Kategori Stunting itu tinggi badan menurut umur, pendek dan sangat pendek. Umur sama tetapi tinggi berbeda. Jadi, harus di standartkan dengan cara melihat standart menurut umur di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Untuk perempuan buku KIA berwarna pink, sedangkan laki-laki berwarna biru.
Selanjutnya, jika anak sudah boleh makan-makanan lain selain asi eksklusif, orangtua perlu memperhatikan asupan gizinya. Jika anak tidak nafsu makan, orangtua bisa mensiasati dengan membuat tampilan makanan yang lebih menarik.
Anak umur enam bulan sampai sembilan bulan mulai diperkenalkan makanan dengan frekuensi dua kali dalam sehari dengan jumlah setengah mangkuk dan tekstur yang lumat dengan cara di ulek dan di saring, hasil saringan diberikan ke anak.
Sedangkan anak umur sembilan sampai dua belas bulan dengan frekuensi tiga kali dalam sehari dengan jumlah tiga per empat mangkuk dengan tekstur lembek (tim) ulek kasar karena ASI hanya satu per tiga. Anak umur dua belas sampai dua puluh empat bulan diperkenalkan makanan dengan frekuensi tiga sampai empat kali dalam sehari dengan jumlah satu mangkuk dan tekstur biasa porsi sedikit dilunakkan.
“Orangtua harus bisa berkreasi dengan makanan yang bergizi, seperti meningkatkan lemak, sayur santan, dan blueband jangan hanya memberikan makanan yang disukai anak tapi juga diperhatikan kandungan gizinya seperti yang sudah dicontohkan mbak-mbak KKN, sehingga anak-anak tertarik untuk memakannya, Harapannya remaja sehat menjadi ibu sehat dan melahirkan bayi yang sehat” ujar Suprapti
Komentar0