GAGAKRIMANGFM.ID - Rumah masa kecil sastrawan Pramoedya Ananta Toer membangkitkan asa sejumlah pelajar SMK untuk mengunjungi dan melihat lebih dekat bangunan yang berlokasi di Jalan Sumbawa nomor 40, Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Rabu (08/10).
“Sebagai anak Blora, tentu kami bangga dan kagum akan karya Pramoedya Ananta Toer. Meskipun kami asli Blora, ini pertama kali berkesempatan mengunjungi rumah masa kecil sastrawan Indonesia yang dikenal di dunia internasional,” kata Farros dan Bayu, pelajar SMK Muhammadiyah 1 Blora.
Kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh Soesilo Toer (88), adik kandung Pram, yang hingga kini masih menempati rumah itu bersama Suratiyem, istrinya.
Meski sudah berusia lanjut, penglihatan dan pendengarannya berkurang, Mbah Soes, masih nampak semangat. Ia berbagi cerita mulai karya Pram dan dirinya sendiri. Mbah Soes, mengaku belum lama ini menjalani operasi prostat.
Sekelumit kisah masa lalu, diceritakan juga kepada pelajar SMK yang mengunjunginya.
“Saya mulai menulis sejak umur 18 tahun,” kata dia sambil sesekali bercanda dan mengisahkan perjalanan hidupnya.
Tidak hanya itu, Mbah Soes juga memberi motivasi kepada generasi muda supaya menjadi penulis yang piawai.
“Kenali lingkungan, cari ilham, dan literasi dirimu, baca 10.000 buku. Menulis itu kerja keabadian,” ucap Mbah Soes.
Mbah Soes juga menawarkan buku karya dirinya sendiri yang dipajang di rak rumah yang ditempati.
“Kalau mau lihat boleh, kalau mau beli dipersilahkan,” katanya, menawarkan.
Cerita tentang Pram hingga karya sastra yang diterbitkan, membuka mata hati para pelajar itu, bahwa dari Bumi Blora ada seorang sastrawan legendaris Indonesia, dikenal sebagai salah satu pengarang yang paling produktif dan berpengaruh dalam sejarah sastra Indonesia.
Karyanya, seperti Tetralogi Bumi Manusia, telah diterjemahkan ke puluhan bahasa dan membuatnya menjadi satu-satunya sastrawan Indonesia yang pernah dinominasikan untuk Nobel Sastra.
Tanpa menunggu dikomando, siswa SMK jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) itu langsung beraksi dengan kamera gawainya.
Mereka merekam apa pun yang ada di ruangan itu, melalui beragam angle atau sudut pandang yang dianggapnya estetis dan menarik untuk konten, yang akan mereka unggah di media sosial.
“Setelah berbincang dengan Mbah Soes, kami juga buat konten di rumah masa kecil Mbah Pramoedya Ananta Tour, terima kasih kami haturkan kepada Mbah Soes, dan keluarga yang telah menerima kami dengan baik,” kata Hanifah.
Ungkapan senada disampaikan Salza, siswi SMKN 1 Cepu. Ia sangat mengagumi karya Pramoedya Ananta Toer.
“Novel Bumi Manusia, buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, menggambarkan kehidupan sosial-budaya masyarakat Jawa pada masa penjajahan Belanda. Tema-tema yang diangkat antara lain kolonialisme dan perpisahan, perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme, cinta dan pengorbanan, identitas dan budaya, keadilan dan kemanusiaan,” ungkap Salza.

.jpg)
.jpg)
Komentar0